Saturday, October 16, 2010

Bayi Kejang Tanpa Demam #3 (selesai)

Sambil menunggu hari untuk EEG, saya dan suami terus mencari info soal ini. Dan kami sedikit terkejut ketika di sebuah artikel menyatakan bahwa tanda-tanda yang dimiliki anak saya merujuk ke epilepsi atau yang terparah tumor batang otak. Oiya saya lupa menceritakan kalau anak saya sering muntah muncrat seperti air mancur, hal ini juga sempat di tanyakan oleh dr P Nara sehingga menyarankan kami untuk melakukan tes EEG terhadap anak kami. Sungguh saat itu perasaan saya dan suami sangat stress, mengapa harus putri kami.


Dan hasil EEG pun keluar dengan hasil abnormal tempookspital bilateral.*IED +multifokal terutama di temporal bilateral. Dokter tidak menjelaskan secara detail tentang hasil ini, beliau hanya mengatakan saraf motoriknya sedikit terganggu, tak ada yang perlu di
cemaskan. Tak ada tumor batang otak, mengenai epilepsi sang dokter pun tak banyak komentar. 

Saya menanyakan tentang obat yang harus putri saya konsumsi, sang dokter mengatakan tidak perlu. Kami pulang tanpa resep, sedikit lega karena ternyata putri kami baik-baik saja menurut sang dokter tapi kepala saya dipenuh tanda tanya. Apa sebenarnya yang terjadi, sang dsa pun tak banyak bicara. Mungkin karena dia sudah begitu tua sehingga malas berbicara..he..he (apa hubungannya yah). 

Tapi saya pun kagum dengan dokter ini, dia punya buku yang tebal dan sedikit usang. Buku ini untuk mencatat setiap kejadian saat pasien datang seperti sebuah rekam medic, jadi buku ini banyak menolong ingatannya. Setiap kali kami datang, dia akan mencatat tgl kedatangan kami, sakit apa, obat apa yang dia berikan, berapa dosisnya, BB pasien.
Satu setengah bulan setelah kejang ke tiga, sang anak kejang lagi, masih tanpa demam. Waktu itu saya baru saja memandikannya, dan belum sempat ku pakekan baju tiba-tiba penjual sayur langganan lewat. Saya minta tolong pada suami untuk memakaikannya baju dan saya segera ke depan buat beli sayur, tapi saat lagi milih-milih tiba-tiba suami teriak memanggil saya. Sayaa segera memasukkan stesolid ke rektalnya, dan tidak berapa lama kejangnya pun berhenti. Kali ini kami tak lagi membawanya ke dsa, seperti sarannya. Katanya nanti jika terjadi kedua-ketiga kalinya.
4 bulan  kemudian, putri saya kejang lagi, masih tanpa demam, kuberikan lagi stesolid rektal yang memang waktu itu diresepkan 2 buah oleh sang dokter. Sebelum kejadian, sang anak sejak pagi rewel, dan kejang terjadi saat dia hendak memegang CPU computer dan dilarang maka kejadian lagi deh. Kali ini hendak membawanya ke dsa tapi sang dokterlagi ke Eropa, jadi mesti menunggu 2 minggu kemudian.
Saat ketemu dengan dsa nya tanggal 24 September 2007, kali ini dsa berinisiatif memberikan depaken (asam valproic) 2x1.5 ml sehari yang akan dikonsumsi sampai 2 tahun. Dsa mewanti-wanti agar tidak sampai lupa memberikannya, jika terjadi kejang lagi maka harus mulai dari awal lagi, artinya konsumsi depaken dua tahun sejak kejang.Sungguh sebenarnya tak tega memberikan obat ini, tak tega memberi zat kimia dalam tubuhnya setiap hari.

Tiap 3 bulan, kami harus kontrol ke dsa sekaligus menaikkan dosis obat ini. Obat di hentikan bulan Februari 2009, jadi putri saya hanya mengkonsumsi selama 1.5 tahun. Dsa menghentikan karena putri saya tak pernah lagi kejang, Alhamdulilah.

Mungkin ada yang bertanya, apa pengaruh yang nampak pada putri saya akibat kejang tanpa demam yang terjadi  5x itu. Jawabannya adalah, sesuai kata dokter, putri saya mengalami sedikit gangguan pada saraf motoriknya sehingga putri saya terlambat berjalan (usia 14 bulan), keseimbangan kurang bagus sampai usia 3 tahun. Dia gampang jatuh, saat teman seusianya sudah mampu melompat, berlari dia masih sering jatuh ketika berlari kecil. Tapi dari segi yang lain, alhamdulilah dia bisa berkembang sesuai umurnya. Saat usia 1. tahun dia sudah bisa melafalkan 1-10, usia 2 tahun sudah sangat lancar berkomunikasi.

Saat ini putri saya berusia 4 tahun 3 bulan, tepat 3 tahun 1 bulan saat kejang terakhirnya. Setiap waktu kami mencoba melatih motoriknya, keseimbangannya. Dia seorang anak yang lincah, sudah bisa berlari, manjat, sudah mengenal semua huruf, sudah bisa penjumlahan dan pengurangan dalam skala kecil. Semoga Allah senantiasa memberi nikmat kesehatan untuknya....amin.

4 comments:

renze said...

:)

Anonymous said...

amin ...semoga sehat selalu...

soul of me said...

Dear mba Ita,
Saya seorang ibu dari seorang putri bernama Dita (7bln) yang mengalami hal yang sama seperti pengalaman mba ita. interval kejang 1 dan ke 2 adalah 10 hari. Hasil EEGnya abnormal (sy lupa apa nama embel2nya) hanya empat lembar dan sedikit sekali menurut dsanya.
dsa sudah memberikan depaken 2 x 1,25ml pada saat kejang pertama, dan dinaikkan menjadi 3 x 1,25ml pada saat kejang ke dua. semoga anak saya juga baik2 saja seperti putri mba. Oya bagaimana dengan makanan? adakah yang harus di pantang? oya, sy pengen ngobrol bisa japri saya ke ncis.maniez@gmail.com

itagus said...

* Anonymous: Terima kasih atas doanya, barakallah.

*Soul of me : Maaf bunda Dita, aku telat balas commentnya. Aku udah kirim imel ke mba. silahkan cek inbox. thanks udah mampir disini

Post a Comment