Saturday, January 10, 2015

Pengalaman Hamil anak ke dua (Selesai)

Postingan yang lalu aku udah cerita kalau pas usia kehamilan 34 minggu hampir tiap hari ada flek.
Saat itu suami lagi keluar kota, aku ke rumah sakit sendiri sementara Abila lagi sekolah. Oiya aku periksa di rumah sakit unhas makasaar menggunakan BPJS. Saat ketemu Spog, coba di usg semua normal. Letak plasenta, posisi bayi, berat badan bayi semua tidak ada masalah. Dokter menyarankan aku untuk opname, tapi kupikir gak mungkin aku di rawat inap di rumah sakit, Abila gak ada yang temani. Aku menolak tawaran opname, dokter menyodorkan surat untuk aku tanda tangani bahwa aku tidak bersedia di opname. Agak stress juga dapat sodoran kertas itu, khawatir juga jika terjadi sesuatu.

Aku pun pulang kerumah, dan menceritakan semuanya ke suami via telepon. Sore nya mertua pun datang menemani, saya di suruh bed rest total sambil minum cigest. 

Dua hari bed rest, flek masih saja berlanjut. Aku mulai bosan di tempat tidur, sesekali aku menyetrika sambil duduk biar tidak kecapean. Sementara menyetrika tiba-tiba aku merasa bajuku basah, aku coba periksa dan ternyata ada darah segar. Aku coba menyampaikan dengan tenang ke ibu mertua, kami pun segera ke ugd rumah sakit UNHAS. 

Dokter dan bidan, memeriksa janin. Melalui usg, dokter coba mencari tahu penyebab pendarahan. Karena semua normal, termasuk plasenta dokter memutuskan untuk periksa dalam tentunya atas persetujuan saya. Setelah alat di sterilkan, dokter mulai periksa dalam. Tapi belum juga memasukkan alat, dokter menemukan polip tepat di muara ureter alias saluran kencing. Maka tak jadilah periksa dalam, ternyata flek itu asal nya dari polip di saluran kencing. Aku pun di rujuk ke bagian bedah uretra.

Dokter bagian uretra memeriksa polip yg sudah pecah di muara ureter. Dokter tidak memberi obat, dan keesokan nya saya di ijinkan pulang ke rumah.

Menjelang htpt, aku rajin keluar rumah dengan pertimbangan nanti kalo sudah brojol gak bakal bisa ke mana-mana. Htpt tepat tanggal ultahku, 21 Juni. 

Tanggal 17 Juni, aku di temani suami coba kontrol di RS Awal bros. Aku rencana melahirkan di rumah sakit ini. Dokter Natalia mappewali spog yang menangani saya. Setelah usg, dokter menyarankan kalau 3 hari setelah htpt belum ada tanda-tanda melahirkan sebaliknya aku di induksi saja karena air ketuban sudah mulai keruh. 

Tanggal 18 Juni jam 3 dini hari, sudah mulai ada darah. Aku masih coba tenang, tidak memberi tahu suami dan mencoba tidur lagi. Karena menurut yang aku baca, jarak antara keluar darah dengan melahirkan kurang lebih 10 jam lagian aku belum merasa sakit sedikit pun. Jadi dari pada heboh membangunkan orang serumah mending aku coba tidur biar tetap merasa fit.

Aku pun tertidur, dan terbangun saat azan subuh sekitar jam 5. Aku bangun untuk shalat, saat rakaat pertama aku merasa ada yang basah di rok mukenah. Pas selesai shalat aku liat ternyata ada darah campur lendir tapi aku belum merasa sakit. Aku masih coba untuk tidur.

Jam 6 pagi, aku coba membangunkan suami untuk shalat sekaligus memberi tahu kalau ada darah dan lendir yang keluar. Setelah suami shalat, dia ajak ke rumah sakit sementara saya pengen nya ke bidan di kompleks sebelah. Pertimbangan ku, kalau ke bidan aku masih bisa pulang ke rumah karena jarak nya cuman 5 menit dari rumah. Tapi suami kekeh ke rumah sakit.

Jam 7, kami pun berangkat ke rumah sakit membawa koper yang udah jauh-jauh hari aku siapkan. Suami udah panik, takut air ketuban habis padahal aku sama sekali tidak merasa ada rembesan juga tidak ada sakit/nyeri. Sampai di RS Awal bros, aku di periksa  bidan jaga, kata bidan masih bukaan 1 dan ketuban belum pecah. Aku pun di suruh pulang. 

Sampai rumah, aku masih sempat bersih-bersih, masak. Ibu & bapak mertua pun segera menuju ke Makassar karena mereka menetap di Soppeng. Sementara aku tidak memberi tahu Ibuku karena tidak mau dia khawatir (ibu ku masih pemulihan pasca stroke 2 tahun lalu).  Jam 12 siang, aku sudah mulai merasa nyeri perut yang datang tapi jaraknya belum beraturan.

Jam 3 sore, nyeri sudah mulai mengganggu. Kami pun ke rumah sakit, Abila putri pertama ku terpaksa tinggal di rumah. Sampai di RS Awal bros, bidan langsung memeriksa ternyata masih bukaan 4. Dan sedihnya karena kamar untuk perawatan bersalin full, terpaksa kami ke rumah sakit UNHAS yang jaraknya memang lebih dekat dari rumah.

Jam 6 sore, dokter memeriksa dan masih bukaan 5. Aku pun di bawa ke kamar bersalin, perkiraan dokter bukaan nya akan lengkap sekitar jam 10 malam. Aku mulai merasakan nyeri semakin lama semakin sakit. Nyeri yang mendadak datang dan mendadak hilang. Jam 10 malam, dokter coba memeriksa ternyata masih bukaan 8. jam 11 lewat bukaan sudah lengkap.

Dokter kandungan dan dua bidan jaga bersiap, juga seorang dokter anak. Setelah mengedan beberapa kali, akhirnya baby boy lahir juga dengan berat 3390 gram, panjang 52 cm 


Alhamdulilah, terima kasih ya Allah. 

2 comments:

Hafida Fahmiasari said...

Assalamualaikum
Dear Mbak Ita,
Saya Fida, mahasiswa Indonesia yang sedang s2 di Belanda.
Apakah benar mbak tinggal di Honolulu?
Saya ingin bertanya tentang honolulu karena saya insya Allah ada conference disana.
Terimakasih mbak :)

ita.gazali said...

Wadduh saya baru sempat liat comment nya

Mba Fida, saya sudah balik ke Indonesia. Tapi ada teman-teman Indonesia disana yg bisa saya berikan kontakny
Atau mungkin confrence nya sudah selesai yah

Maap baru sempat buka blog lagi

Post a Comment